Tuesday, January 13, 2009

Jerit Hati di Januari


Wajahnya begitu sumringah. Kata penuh harap itu Ia sodorkan padaku. "Papi 12 Januari saya ulang tahun,"katanya padaku. Kata-kata ini masih terngiang jelas. Anak sulungku bernama lengkap Salwa Nur Fhadilah Hasrul. Wajah riangnya aku lihat seminggu yang lalu. Saat Ia meminta agar Aku memberi kado terindah untuknya. Tenda Kemah sebuah kado istimewa yang telah lama Ia nantikan. Ya, salah satu permintaan Wawa dari tiga opsi kado yang dia tawarkan padaku empat hari sebelumnya. Hari-hari belakangan Wawa terus menghitung detik. Ia menulisnya dengan jelas dalam notes kecil pemberian ibunya. Berharap waktu tiba dengan cepat.
Senin, 12 Januari itu tiba. Hari ini hidupku benar-benar gundah. Bingung tak bisa berbuat banyak. Sulit membayangkan kenyataan jika hari ini anakku berulang tahun. Harapan agar dapat merayakan ulang tahun dengan meriah nampaknya tak dapat terpenuhi. Padahal seminggu lalu saya telah berjanji padanya untuk merayakan ulang tahun secara sederhana. Juga janji akan memberikan sebuah kado ulang tahun berupa Tenda Kemah. Sebagai anak tentulah sebagai seorang anak, Wawa mulai sedikit mengerti arti sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan baginya adalah merayakan sebuah pesta dengan jajaran nyala lilin yang tertancap di kue berhias manik-manik.
Hari ini aku benar-benar apes. Hari yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Hari ini seharusnya dilewati dengan suka cita dengan merayakan ’pesta kecil’ di rumah kami yang sederhana. Tak memiliki uang sesen pun. Keadaan ini memaksaku menikmati hari bahagia ini dengan kehampaan. Berlalu begitu saja tanpa bekas.
Keadaan keuangan kami setahun ini serba sulit. Rejeki tak semakmur dua tahun silam. Dimana aku masih terikat program bersama kawan-kawan pers lainnya. Program yang kami kelola memberi kami penghasilan tambahan. Namun tahun-tahun belakangan ini, benar-benar membuat kami ’ikat pinggang’. Terus bekerja keras siang malam.Berusaha mencari pinjaman untuk menutupi hutang sebelumnya. Tahun ini kami benar-benar harus membuat manajemen keluarga yang lebih hemat. Mengeluarkan anggaran seirit mungkin. Momen ini benar-benar kami harus mengambil hikmah uang harus dihargai.
Malam tiba, aku mencoba memutar otak. Mencoba mengais sisa ATM bank tempat kami menyimpan dana penghasilan bulanan. Aku dan wawa malam itu mencoiba peruntugan dengan mendatangi lima ATM, mungkin saja bisa menarik sisa dana. Namun sayang ATM benar-benar telah kosong dan tak mungkin bisa ditarik lagi. Kami pulang dengan hampa.
Betapa sedihnya wawa. Hari ini tangis kecilnya pecah menjelang malam. Memecah keheningan. Memecah kekakuan hatiku. Menghetakkan lamunanku. Menggetarkan nuraniku sebagai seorang bapak. Wawa telah menghitung detik hari ini lenyap tak berbekas. Tanpa ada pesta, Tanpa ada nyala lilin. dan kue ulang tahun. Tanpa kado istimewa seperti yang telah saya janjikan.
Usaha mencari pinjaman terpaksa kulakukan. Aku mengontak seorang rekan yang mungkin bermurah hati meminjamkan dana. Aku SMS tentang kegundahan hatiku. Ia mencermati setiap kata-kata yang aku kirimi lewat SMS. Ia terenyuh dan menjawab SMS yang aku kirim dengan penuh perhatian. Ia bersedia meminjamkan sesuai kebutuhan. Dengan sepeda motor malam itu aku langsung menjambangi rumahnya dengan penuh harap. Untunglah saat tiba ia memberi dana sesuai kebutuhan. Lega rasanya.
Malam telah larut. Hampir semua toko telah tutup. Kemana harus mencari kado buat Wawa. Kado yang aku janjikan itu? Aku memutari kota ini. Tapi lagi-lagi tak kutemukan hadiah kado itu. Ahh.. sungguh malam yang melelahkan.
Sungguh benar-benar aku ayah yang tidak menepati janji. Aku malu pada diriku sendiri. Tak sanggup aku menatap wajah lugu anakku. Aku tertunduk lesu. Sungguh aku telah menyia-nyiakan kebahagiaan anakku sendiri. Kenapa...kenapa....kenapa ini datang disaat mereka membutuhkan aku. Batinku menangis.
Ini hikmah sekaligus pelajaran bagiku. Semoga tak lagi terulang ditahun-tahun mendatang. Dan semoha Allah SWT memberikan keluarga kita rejeki.

Dari papi tercinta "Selamat Ulang Tahun Anakku Salwa Nur Fhadilah, semoga panjang umur dan selalu diberi keselamatan dan kemurahan rezeki dari Allah SWT.
Catatan harianku di Senin 12 Januari 2009, Pukul 20.12 wita.

No comments: