Thursday, March 19, 2009

BLT oh... BLT





Tuesday, March 17, 2009

Tergusur Demi Hadiah Adipura






















Penertiban Kaki Lima terus dilakukan pemerintah Kota Kendari demi meraih Adipura. Rakyat kecil menjadi korban. Kemana nurani pemimpin kita? Pilih mana Adipura atau rakyat lapar?

Krisis Listrik, PLN Kolaka Didemo













By Line: Yoshasrul

Aksi saling dorong antara ratusan warga dan polisi ini terjadi di depan pintu pagar masuk halaman kantor bupati kolaka Selasa (17/3) pagi. Warga yang berniat menemui Bupati Kolaka Buhari Matta dihadang puluhan petugas polisi dan tidak dibiarkan masuk karena dikuatirkan massa akan melakukan tindakan anarkis.

Karena kecewa massa memaksa masuk dengan mendobrak pagar betis polisi. Aksi saling dorong pun tak terhindarkan. Beruntung aksi kericuhan tak sampai menimbulkan korban loka setelah kedua belah pihak sama-sama menahan diri.

Dalam aksi unjuk rasa itu polisi mengamankan satu orang mahasiswa karena diduga membawa senjata tajam. Menghindari suasana kian memanas polisi memperingati massa untuk tidak anarkis karena polisi akan menindak tegas para pelaku perusakan fasilitas umum.

Setelah pemimpin pengunjuk rasa melakukan negosiasi dengan aparat, massa yang diwakili sepuluh orang baru diijinkan masuk bertemu bupati.

Dalam pertemuan dengan bupati diaula kantor bupati kolaka warga mengeluhkan seringnya terjadi pemadaman listrik oleh PLN Kolaka. Ironisnya pemadaman bergilir itu telah berlangsung dua bulan dan menyebabkan sejumlah fasilitas rumah tangga seperti kulkas dan barang elektronik banyak yang rusak.

Sementara PLN Kolaka mengaku PLN Kolaka tengah mengalami krisis peralatan yang rata-rata telah berusia tua. Ditmbah lagi beban puncak pemakaian listrik yang kian besar di daerah itu.

Pada kesempatan itu Bupati Buhari Matta berjanji akan segera melakukan pertemuan dengan pihak pln kolaka untuk membicarakan langkah antisipasi penormalan kembali listrik di daerah tersebut.

Monday, March 16, 2009

Banjir Rendam Jalan Raya














By Line: Yoshasrul

Hujan deras yang mengguyur Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mengakibatkan terendamnya sejumlah ruas jalan di kota ini. Air setinggi lutut orang dewasa ini menyebab puluhan kendaraan terjebak banjir. Saat melewati genangan air para pemilik kendaraan terpaksa harus berhati – hati. Sejumlah kendaraan juga terpaksa harus memutar ke arah jalan yang tidak tergenang air.

Ruas jalan protokol yang paling parah direndam air yakni di Jalan Abdulah Silondae dan Jalan Saranani. Kedua jalan ini setiap musim pengujan memang dikenal menjadi langganan banjir. Posisi jalan sendiri lebih rendah di banding ruas jalan lainnya di kota kendari/ sehingga saat musim hujan tiba.

Selain saranan jalan raya banjir juga merendam puluhan rumah warga di jalan bunga nusa dan perumahan dosen universitas haluoleo di kampus lama kemaraya kendari. Akibatnya warga harus menyelamatkan barang-barang mereka agar tidak terendam air.


Diduga banjir di wilayah kelurahan kemaraya ini disebabkan meluapnya sungai lahundape . Aktifitas perambahan hutan di bukit tahura nipa2 dituding menjadi biang rusaknya hutan penyangga yang selama ini berfungsi daerah tangkapan air.Kerusakan hutan akibat maraknya perambahan akibat ulah oleh orang tidak bertanggung jawab. Yos

Sunday, March 15, 2009

Jembatan Putus, Jalur TransSulawesi Lumpuh

By Line: Yoshasrul

Beginilah kondisi jembatan besi di Desa Pohu, Kecamatan Rante Angin, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jembatan ini mengalami amblas setelah salah satu tiang penyangga jembatan roboh akibat terjangan banjir.

Akibatnya ratusan motor dan mobil tidak bisa melanjutkan perjalannya. Bahkan mereka sudah berada di lokasi tersebut selama berjam-jam. Jalur jalan ini sendiri merupakan satu-satunya jalur darat yang menghubungkan dua wilayah provinsi yakni Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Di jalur ini pula berbagai angkutan memuat kebutuhan sembako dan hasil bumi yang akan diangkut menuju makassar, Sulawesi Selatan. Panjang jalan menuju makassar sejauh kurang lebih 600 KM. Sebagian jalan dan jembatan telah mengalami kerusakan.

Pihak Dinas Kabupaten Kolaka Utara menjelaskan jembatan ini terputus karena hujan yang deras mengakibatkan tanah disekitar jembatan tersebut longsor.

”Akibatnya tiang penyangga jembatan jeblok,”kata firdan Kepala Dinas perhubungan kolaka utara.

Firdan mengaku akan segera memperbaiki jembatan yang putus ini secepatnya.

Sementara itu saat ini warga desa pohu bersama para pengendara bergotong royong berusaha membuat sebuah jembatan darurat agar ribuan warga yang hendak melintas bisa melanjutkan perjalanannya sampai daerah tujuan. Warga juga memungut biaya kepada sejumlah pengendara yang akan lewat.





Pohut Temukan Kayu Ilegal


By Line: Yoshasrul

Ratusan batang kayu hasil pembalakan liar kembali diamankan aparat polisi kehutanan Konawe Selatan di kawasan hutan produksi Kecamatan Ranomeeto , Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Dari ratusan batang kayu itu, sebagian besar sudah diolah setengah jadi menjadi balok dan papan.



Ratusan batang kayu tersebut ditemukan petugas kehutanan tersimpan rapi di sebuah tanah kosong tak jauh dari pemukiman warga. Aparat Polhut tak menemukan satu pun pemilik kayu ilegal tersebut .

Total jumlah kayu yang berhasil diamankan sebanyak 12 meter kubik kayu balok dan papan.

Hari itu juga petugas mengamankan dengan mengangkut kayu temuan tersebut ke atas truk dan diamankan ke pos kehutanan terdekat.

Monday, March 9, 2009

Bupati Datang, Pengolah Kayu Berhenti Sementara

Ada yang menarik dari perjalanan Bupati dan Wakil Bupati Kolaka serta Komandan Kodim 1412 Kolaka ke Desa Awiu Kecamatan Lambandia, Senin (2/3), yakni berhentinya sementara aktifitas pengolahan kayu sepanjang jalan Iwoimenggura-Taore .

Padahal, pekan lalu, saat Bupati Buhari Matta untuk pertama kalinya berkunjung ke Desa Taore dan Awiu, Buhari sempat "geleng-geleng"

kepala menyaksikan perambahan hutan yang tak terkendali, sehingga kepala Dinas Kehutanan mendapat teguran.

Betapa tidak, saat itu, sepanjang perjalanan dari Desa Iwoimenggura ke Desa Taore, Bupati mendapati kawanan pengolah kayu yang tengah beraktivitas. Puluhan tenda-tenda para pengolah kayu berdiri sepanjang jalan, sementara raungan puluhan mesin gergaji bersahut-sahutan terdengar dari dalam hutan.

Sementara beberapa gugusan pegunungan terlihat sudah gundul akibat penebangan kayu yang tak terkendali, apalagi diperparah dengan pembukaan kebun. Belum ada informasi tentang berapa luas potensi kerusakan hutan akibat pengolahan kayu yang tidak terkendali ini,

Masalahnya, pihak Dinas Kehutanan tidak pernah mau terbuka soal yang satu ini.

Dua hari setelah kunjungan pertama Bupati Ke Desa Taore pekan lalu dan mendapati maraknya pengolahan kayu yang tanpa terkendali, Tim Jarinkmas dan sejumlah rekan wartawan kembali melakukan monitoring terhadap perkembangan lapangan. Hasilnya, aktivitas pengolahan kayu secara tak terkendali masih merajalela. Raungan puluhan mesin gergaji masih terdengar , puluhan pohon kayu tumbang hanya dalam hitungan menit. Sementara, sepanjang jalan Iwoimenggura -Taore, puluhan kubik kayu siap angkut melintang dipinggir jalan, sebagian ada yang ditutupi daun. Tiga truk pengangkut kayu juga dijumpai sedang memuat kayu.

Puluhan tenda pengolah juga berdiri sepanjang jalan. Dari pembicaraan dengan beberapa pengolah kayu, rupanya informasi tentang lawatan Bupati yang akan kembali berkunjung tanggal 2 Maret sudah diketahui para pengolah kayu. Bahkan, dengan polosnya para

pengolah kayu yang tidak mengetahui jika "tamu" yan diajak bercerita

adalah rekan wartawan, mengaku jika sebelum hari H kunjungan kerja

Bupati, mereka untuk sementara harus berhenti mengolah kayu. Menurut

cerita pengolah, Perintah berhenti sementara itu datang dari pihak

Dinas Kehutanan Kolaka. Namun, hal itu dibantah Kepala Dinas

Kehutanan, H Abd Rahim.

Bahkan, agar mengesankan bahwa aktivitas pengolahan kayu diwilayah itu

sudah benar-benar "bersih", maka kayu olahan siap angkut yang masih

terhampar disepanjang jalan agar dibersihkan. Begitupun tenda-tenda

pengolah yang berdiri disepanjang jalan diminta dibersihkan. Dan

terbukti, ketika Bupati dan rombongan Kunker tanggal 2 Maret kemarin,

aktivitas pengolah kayu untuk sementara benar-benar tidak lagi

terlihat, tenda-tenda pengolah yang berdiri sepanjang jalan juga

sementara bersih, kecuali beberapa tenda yang tersembunyi dari jalan

masih dijumpai.Tak terlihat satupun truk kayu maupun bunyi mesin

gergaji yang terdengar.

Kendati tidak lagi menemukan tumpukan kayu siap angkut disepanjang

jalan Taore, namun saat tatap muka dengan warga Desa Taaore di Balai

desa, Bupati Buhari Matta kembali mengajak masyarakatnya untuk

bersama-sama menjaga hutan agar tidak dirambah.

Menurutnya, jika hutan sudah rusak, maka akan menjadi ancaman bagi

keselamatan maupun kesejahteraan warga itu sendiri. Apalagi jika

gunung yang dirambah berada pada kemiringan yang tinggi. "Kalau hutan

rusak, hujan turun maka banjir tidak bisa dihindari," kata Buhari

mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga hutan.

Hal senada dikatakan Komandan Kodim 1412 Kolaka, Letkol (Inf) Edi

Suroso. Dandim mengajak warga bersama-sama menjaga hutan agar tidak

rusak dengan pendekatan perang. Menurutnya, dari segi kelengkapan

peralatan senjata, Indonesia mungkin masih kalah dengan Negara lain

seperti Malaysia, namun demikian kita tidak akan pernah kalah hanya

karena kelengkapan peralatan yang kalah. Sebabnya, karena Indonesia

memiliki strategi gerilya perang dan memiliki hutan yang luas.

"Yakinlah, walaupun kita kalah peralatan yang canggih,tetapi kita

tidak akan pernah kalah taktik dan gerilya, kita punya kemampuan

gerilya, kecuali hutan kita sudah habis digunduli, maka dengan mudah

kita akan dikalahkan," katanya. SABAR

Friday, March 6, 2009

PERAKIT BOM IKAN DITANGKAP

Ndadi, seorang nelayan di Desa Bokori, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara harus berurusan dengan polisi setelah kedapatan tengah meracik bom ikan di rumahnya . Polisi menangkapnya setelah mendapatkan laporan warga sekitar seputar kegiatan di rumah Ndadi.

Saat menangkap Ndadi polisi menemukan sejumlah bahan-bahan yang diduga akan dipakai meracik bahan peledak bom ikan.

Bahan-bahan peledak itu terdiri dari pupuk, sembilan botol kosong, puluhan sumbu serta korek api. “Dengan keberadaan sejumlah bahan tersebut kami menduga jika bahan-bahan itu akan digunakan sebagai bahan peledak yakni untuk pembuatan bom ikan,”kata Iptu Samin, Kasatreskrim Polresta Kendari.

Semnatar tersangka Ndadi mengaku mendapatkan bahan-bahan seperti pupuk dari seseorang yang datang dengan menggunakan kapal yang hendak ke Kota Palu Sulawesi Tengah. Ia membeli pupuk seberat empat kilogram dengan harga 25 ribu rupiah per kilo.

Ndadi membantah bila bahan-bahan itu akan diracik dan dijadikan bahan peledak untuk membom ikan. “Bahan-bahan itu akan digunakan sebagai pupuk rumpt laut,”kata Ndadi.

Polisi sendiri tidak terpengaruh dengan alasan Ndadi.Tersangka di periksa secara intensif dan telah resmi menjadi tahanan Polres Kendari.





S0SIALISASI PEMILU DI RUTAN







Tuesday, March 3, 2009

Era Baru, Sejarah Baru di Wakatobi















By Line: Yoshasrul

Cuaca cukup cerah saat pesawat merpati MA-60 mendarat mulus di Bandara Matahora, di pulau wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ribuan warga dari berbagai penjuru desa menyaksikan sejarah baru mendaratnya ”burung besi” di wilayah mereka. Ya, inilah terobosan pembangunan yang digagas Pemerintah Daerah Wakatobi untuk memutus mata rantai keterbelakangan akses transportasi di daerah berjuluk kepulauan Tukang Besi ini.

Maklum saja, selama berpuluh tahun sejak negara ini merdeka hingga ”jaman emas” pembangunan Indonesia, sentuhan pembangunan di daerah ini nyaris tak tersentuh dan sangat terbelakang dibanding dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara. Tak heran jika angka kemiskinan di Kepulauan Wakatobi sangat tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 1994 – 2000 prosentase angka kemiskinan di daerah ini mencapai 60 persen.

Alih-alih mendapat sentuhan pembangunan, malah selama beberapa dekade kepulauan tukang besi selalu identik dengan daerah keras, bahkan mendapat beberapa julukan miring seperti daerah penyelundupan barang bekas (RB).

Tak hanya itu berpuluh tahun pula masyarakat Wakatobi harus diperhadapkan dengan maut, sebab letak kepulauan Wakatobi sendiri berada di laut banda maka tak ada pilihan lain jalur tranportasi umumnya menggunakan sarana tranpostasi laut. Maka pada bulan-bulan tertentu wilayah ini menjadi jalur ’ekstrim’ untuk dilalui akibat ganasnya ombak di laut banda. Sejumlah kecelakaan laut telah merengut ratusan jiwa meninggal dunia akibat kapal tenggelam.

Uji coba pendaratan pesawat sempat tertunda selama beberapa kali. Awal Tahun 2009 silam pernah merencanakan akan melakukan uji coba namun tak jadi. Barulah 3 Maret 2009 ambisi pemeritah wakatobi itu terpenuhi.

Penerbangan percobaan Bandara Matahora ini juga disaksikan langsung Bupati Wakatobi Ir Hugua, Kapolres Wakatobi AKBP Pitra Ratulangi SIK dan Kajari Wangi-Wangi Hulman Napitupulu SH. Hadir pula sejumlah anggota DPRD Wakatobi, para Kepala SKPD dan ribuan masyarakat Wangi-Wangi yang tak mau ketinggalan untuk menyaksikan momen bersejarah di Kabupaten Wakatobi ini.

Pada uji coba landasan baru, pesawat yang diterbangkan pilot Kapten Mirwan Scott didampingi Kapten Bharoto dan Kapten Dimas ditumpangi oleh Wakil Bupati Wakatobi Ediarto Rusmin BAE, Wakil Ketua DPRD Wakatobi Dariono Moane, Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Syarifuddin SM HK dan perwakilan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI masing-masing Boike, Alex dan Slamet. Ada pula sejumlah wartawan lokal dan nasional dari berbagai media cetak dan elektronik.

Raut wajah penuh kebahagiaan nampak jelas pada diri Bupati Wakatobi Ir Hugua dan Wakilnya Ediarto Rusmin BAE. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati defenitif pilihan rakyat Wakatobi ini begitu terlihat bahagia setelah proyek besar dalam kepemimpinan mereka, yakni Bandara Matahora Wakatobi didarati pesawat.

Saat menuruni tangga pesawat jenis Fokker MA 60 milik Maskapai penerbangan Merpati Air Lines, Wakil Bupati terlihat mengangkat tangan kearah ribuan masyarakat Wakatobi yang turut menyaksikan percobaan penerbangan di bandara itu. Matanya berkaca-kaca menatap kearah Bupati dan rombongan yang telah menunggunya di sisi run way (landasan pacu) bandara.

Demikian halnya Bupati Wakatobi. Ekspresi kebahagian nampak jelas. Duo pimpinan Wakatobi ini langsung saling berpelukan untuk mengekspresikan keharuan mereka atas keberhasilan yang telah dicapai dalam dua tahun kepemimpinan mereka. "Hari ini seluruh masyarakat Wakatobi bahkan alam Wakatobi menyambut keberhasilan ini," demikian diungkapkan Bupati saat memulai sambuatanya pada acara ini.

Bupati juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada segenap masyarakar Wakatobi yang telah memberikan dukungan selama ini, dalam pembangunan Bandara Matahora, terkhusus Bupati menyampaikan pada masyarakat pemilik lahan di sekitar bandara tersebut.

Dalam kesempatan ini, Bupati juga mengatakan upaya pembangunan Bandara Matahora terus akan ditingkatkan hingga mencapai 3000 meter. Dimana tahun ini baru sepanjang 1.400 meter yang telah teraspal dan sudah dapat didarati pesawat berjenis fokker maka tahun depan dengan panjang 3000 meter sudah dapat didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing seri 737-200, 737-300 dan 737-400.

Target ke depan bandara ini akan didarati 48 kali dengan jenis pesawat Boeing setiap bulan. Kedatangan turis yang terus berkesinambungan di daerah ini hanya akan dapat ditampung dalam 150 resort milik masyarakat. Dengan 100.500 jiwa penduduk Wakatobi saat ini diperkirakan akan dapat menghasilkan Rp 4,8 juta pendapatan perkapita. Kalau hal itu sudah terwujud maka itulah yang dimaksud surga ekonomi. "Dulu mungkin kita bermimpi untuk dapat melihat pulau kelahiran kita ini dari atas udara, dan hari ini mimpi itu telah jadi kenyataan," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Wakatobi, Syarifuddin Sm HK mengatakan percobaan penerbangan ini merupakan bagian dari persyaratan untuk mendapatkan izin penerbangan regular dari Departemen Perhungan RI. "Penerbangan percobaan ini akan ditindak lajuti dengan penandatangan berita acara uji coba penerbangan, selanjutnya akan kita usulkan untuk mendapatkan izin, jika itu telah ada maka kita sudah akan melakukan penerbangan rutin di Bandara ini," jelasnya.

Prosesi penerbangan percobaan ini sendiri diawali dengan landing pesawat dari arah utara ke bagian barat bandara. Lalu dengan prosesi baca do'a selamat dipandu para tokoh adat dan agama di atas run way tepat dibagian depan pesat yang telah terparkir. Kemudian uji coba take off dan landing untuk kedua kalinya. Para tokoh adat dan agama diarahkan menaiki pesawat untuk selanjutnya mengelilingi wilayah Wakatobi.

Usai kegiatan tersebut acara dilanjutkan dengan pagelaran seni tari dan gambus, dimana sebelumnya dilakukan pengalugan bunga pada pilot pesawat dan perwakilan maskapi penerbangan Merpati Airlines. Acara ini berakhir dengan penerbangan pesawat untuk kembali ke Makassar. Ikut dalam penerbangan ini Bupati Wakatobi Ir Hugua dan keluarga serta Wakil Bupati Wakatobi dan juga keluarganya.

Gubernur Tanggapi Penolakan Mahasiswa

Aksi demo penolakan penurunan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi seluas 481 ribu hektare ditanggapi santai Gubernur Sulawesi Tenggara H Nur Alam SE. Ia mengatakan, aksi itu hal yang biasa dalam alam demokrasi.

"Tidak apa-apa. Itu hal biasa. mereka itu hanya belum ketemu saya saja. Kalau sudah ketemu saya akan beri penjelasan, bila perlu turun lapangan bersama-sama," ujar Nur Alam kemarin.

"Mestinya yang harus disoroti adalah mereka yang melakukan peladangan liar, yang di bek up oknum-oknum tertentu, seperti di Konawer Utara ,"tambah Nur Alam.

Menurut Nur Alam, hasil pantauan dari udara, sudah menjadikan kawasan hutan-hutan yang masih perawan dirambah, dan tidak ada yang bertanggung jawab.

"Mestinya ini yang disoroti. Kalau pemerintah, pasti punya komitmen untuk menjaga kelestarian, dan keberlanjutan dari pada pelaksanaan pembangunan demi pelestarian lingkungan hidup," ujarnya.

Sunday, March 1, 2009

Sembarang Buang Sampah Bakal Didenda

Kerja keras Pemkot mengejar Adipura 2009 dengan menurunkan PNS, Muspida dan organisasi masyarakat melakukan kerja bakti ternyata belum mengubah perilaku sebagian masyarakat menghargai hidup bersih. Itu terbukti setelah ditangkapnya dua buah mobil pengangkut sampah dari toko bangunan yang hendak membuang sampah sembarang tempat.

Perilaku itu diketahui setelah Wali Kota Kendari, Asrun menginstruksikan agar Satpol PP mengontrol semua titik pantau selama 24 jam. Kedua mobil yang berhasil diamankan Satpol PP adalah milik Toko Bangunan Cahaya Aluminium dan Harapan Wua-Wua. Hanya dalam waktu satu pekan, dua mobil pembuang sampah liar disita saat hendak membuang sampah di sekitar jalan By Pass.

Kedua mobil tersebut dilepas dengan catatan, harus menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulang perbuatan yang melanggar perda nomor 4 tahun 1996 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3). Wali Kota Kendari, Asrun mengatakan dirinya cukup prihatin dengan perilaku masyarakat yang masih tidak sadar akan pentingnya nilai kebersihan. Ia mengimbau agar masyarakat yang hendak membuang sampah dalam kapasitas besar, harus langsung ke TPA, terutama yang memiliki kendaraan dan pertokoan.

"Untuk mengubah dan mengawasi perilaku buruk itu, saya intruksikan Satpol PP agar beberapa titik rawan dijaga. Mereka (Satpol PP) juga akan mendata warga atau pertokoan yang sering membuang sampah sembarangan. Kita nantinya akan terapkan sistem denda apabila terbukti lagi melanggar ketentuan itu," terang Asrun, saat ditemui akhir pekan kemarin.

Pasangan Musadar Mappasomba itu menyadari, untuk menertibkan masyarakat memang mestinya menggunakan sistem denda. Hanya, pada awal penerapannya, mesti memberikan dulu peringatan demi membangun kesadaran yang lebih tinggi. Ketika peringatan yang diberikan tetap dilanggar, maka sistem denda akan berlaku.

"Konsekuensi bagi pembuang sampah secara liar harus dengan denda memang. Tapi tidak boleh langsung didenda, cukup diperingati agar sadar dulu. Denda yang akan diterapkan yakni mereka yang membuang sampah bukan pada tempatnya (dalam kapasitas tertentu, red) akan disanksi dengan timbunan dan meratakan tempatnya membuang sampah sampai sampahnya tidak kelihatan," terangnya. Bahkan sanksi terberat akan mengarah pada pencabutan izin usaha dan izin operasional kendaraan.

Wali Kota juga berjanji akan memberikan surat teguran pada pemilik toko yang suka membuang sampah sembarangan. "Tapi, kita akan data dulu pemilik toko atau masyarakat yang suka membuang sampah sembarang," pungkasnya.

Kukuhkan Kelompok Peduli Sampah

Akhir pekan lalu, Wali Kota juga mengukuhkan kelompok peduli sampah (KPS) di Kelurahan Benu-Benua Kecamatan Kendari Barat. KPS bertugas menangani persoalan sampah di seluruh Kelurahan Benu-Benua yang keanggotaanya terbagi 3, meliputi kelompok Dasa Wisma, LPM, staf kelurahan dan komunitas pemulung.

Koordinator KPS Benu-Benua, M Jayadi mengatakan, inisiatif pembentukan kelompok peduli sampah lahir sebagai upaya mendukung program Pemkot Kendari meraih Adipura. Pemberdayaan kelompok tersebut bukan hanya berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan, namun juga dapat dikelola dalam menghasilkan sumber ekonomi masyarakat.

"Jika kelompok ini terorganisir, itu bisa menghasilkan nilai rupiah. Apalagi dengan keberadaan pemulung, bisa dimanfaatkan. Konsep ini juga bisa mengubah perilaku pemulung yang hanya mengambil sampah yang dibutuhkan dan selebihnya dihamburkan. KPS bisa mengoordinir persoalan sampah, termasuk mengubah image jelek masyarakat pada komunitas pemulung," terang M Jayadi yang juga Ketua BKM Keluarahan Benu-Benua. Wali Kota cukup mengapresiasi ide tersebut. Ia mengharapkan, KPS dapat terbentuk pada semua kelurahan di Kota Kendari. Pasalnya, kesuksesan dalam meraih dan mempertahankan adipura sangat dipengaruhi partisipasi masyarakat. Apalagi, KPS dapat menjadi wadah peningkatan sumber pendapatan keluarga.

Kehadiran Asrun di Kelurahan Benu-Benua tak sekadar mengukuhkan KPS. Namun, agenda utama dalam kegiatan tersebut adalah peresmian pembangunan masjid Madani Benu-Benua. Selain itu, agenda lain yang adalah penutupan lomba antar dasa wisma baik lomba kebersihan, lomba masakan tradisional dan lomba miron atau keterampilan membuat karya seni dengan menggunakan kain sarung.(sumber: kendari pos )