Tuesday, February 17, 2009

IRONI HARGA SEMBAKO TAK TURUN-TURUN












Tampak dalam gambar sejumlah sembako di Pasar sentral Kota Kendari kini harganya terus melambung. foto: Yoshasrul






By Line: Yoshasrul

Rencana pemerintah menaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) kembali memicu kenaikan harga sembilan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Bahkan harga kebutuhan seperti sayur-sayuran naik tajam hingga seratus persen.

Harga sayur labu misalnya dari harga Rp 5.000 kini naik menjadi lima belas ribu rupiah. Demikian pula harga sayur kacang panjang dari harga Rp 1000 naik menjadi Rp 3000.

Tak hanya itu harga bawang merah juga naik tajam dari Rp 4500 per setengah liter kini naik menjadi 8000 rupiah. Harga minyak goreng naik hingga Rp 12.000 dua per botol. harga pisang juga naik tajam dari harga 6000 rupiah menjadi Rp 10.000.

Menurut sejumlah pedagang di pasar sentral Kota Kendari kenaikan harga ini diakibatkan oleh kurangnya stok sayur-sayuran yang selama ini disuplai dari sejumlah kabupaten di sulawesi tenggara. Banjir akibat hujan yang terus menderus turun sejak empat bulan belakangan mengakibatkan produk sayur-sayuran milik petani di pedesaan banyak yang gagal panen. “Faktor lainnya yang tak kalah penting adalah isu kenaikan gaji PNS. Kondisi ini diduga menjadi pemicu kelonjakan harga sayur-sayuran di pasaran dan puncaknya nanti Anda liat April mendatang,”kata Aco, pedagang.

Sementara itu sejumlah pedagang pisang mengaku terpaksa menaikan harga pisang akibat kenaikan harga di tingkat pengumpul. Ditambah lagi biaya pembongkaran barang di pasar yang kini cukup mahal sehingga para pedagang harus menaikkan harga agar tidak merugi.

Kenaikan harga ini juga memicu protes masyarakat. "Kenapa pedagang begitu tega menaikan harga sembako padahal gaji PNS belum naik. Ini keterlauan,"kata Norma, ibu rumah tangga di kendari.

Kejengkelan warga pada ulah pedagang ini nampaknya cukup beralasan. Pasalnya selain pemerintah belum menaikan gaji PNS juga adanya fakta harga BBM sudah turun Rp 4.500 per liter. Jadi tak ada alasan pedagnag untuk menaikan harga.

Ironisnya Pemerintah Kota Kendari belum melakukan inpeksi ke sejumlah pasar tradisional untuk memantau kenaikan harga yang cukup tinggi tersebut.


No comments: