Tingginya harga pakan membuat peternak unggas Sulawesi tenggara kelimpungan. Peternak menginginkan adanya kebijakan pemerintah soal harga pakan. Ini didasari turunnya harga BBM yang telah ditetapkan pemerintah.
Kenaikan harga pakan tersebut merugikan peternak di kota kendari khusnya peternak ayam broiler. Menurut Sawadi salah peternak ayam mengaku bulan Februari ini saja sudah tiga kali mengalami kenaikan. Terakhir harga pakan jenis konsentrat sudah mencapai Rp 260 ribu per karungnya yang sebelumnya hanya Rp 215 ribu. Ini belum dihitung biaya angkut dan biaya transportasi yang telah lebih dulu naik.Tentu seluruh komponen ini akan menambah biaya produksi peternak ayam broiler.
“Permasalahannya, harga ayam tidak naik, karena banyak suplai dari Makassar yang harganya lebih rendah,”kata Sawadi.
Kepala seksi peternakan diunas pertanian Sulawesi Tenggara, Muhammad Nursyamsi menyarankan agar peternak ayam broiler beralih ke usaha ayam petelur. Pasalnya harga dipasaran saat ini terus meningkat. Selain itu produksi telur sangat dibutuhkan menyarakat saat ini. “Apalagi telur suplai dari Makassar masih terbatas,”kata Muhamad Nursyamsi.
Ditambahkan, meskipun harga pakan dan operasional lainnya naik, tetapi harga telur juga terus naik akibat tingginya permintaan pasar saat ini.”Kita tak mungkin membatasi jumlah ayam dipasaran. Tetapi kita hari pintar-pintarnya saja peternak menyiasati keadaan,”kata Nursyamsi
No comments:
Post a Comment