Tuesday, August 7, 2007

Mengembangkan RIC Virus Kerja untuk Sulawesi

Kondisi lingkungan yang rusak telah mengancam keberlanjutan ekologi dan kehidupan manusia. Kondisi tersebut menurut sejumlah kalangan salah satunya disebabkan karena lemahnya politicalwill pemerintah dalam pengelolaan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia, tak terkecuali di Sulawesi terutama pasca otonomi daerah karena pemda cenderung mengejar peningkatan pendapatan daerah (PAD) tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan.

Hal tersebut membuat sejumlah kalangan baik NGO, Perguruan Tinggi, Pers ( jaringan jurnalis lingkungan) dan pemerintah serta kelompok masyarakat di Sulawesi mulai mengembangkan inisiatif di berbagai site di Sulawesi.

Misalnya Lepmil Kendari menginisiasi resolusi konflik di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Murhum, Jaringan untuk Hutan (JAuH) dan KOMDA SF Sultra melakukan pendampingan pada pengelolaan HPH berbasis Masyarakat di Kabupaten Konawe Selatan yang telah mendapatkan pengakuan sertifikat ekolabel SmartWood Internasional, Dishut Bulukumba melakakukan proses fasilitasi dalam mendorong pengelolaan hutan berbasis masyarakat (HKM), Jaringan Kampung (Jarkam) Sulut menginisiasi Forum Das Tondano berbasis masyarakat yang berdomisili disekitar Das Tondano, (Simpul Pengelolaan Sumber Daya Alam Sulawesi) PULSA Celebes mendorong proses share learning jaringan sulawesi dalam upaya mendorong pengelolaan sumberdaya hutan yang lestari dan masyarakat sejahtera.

Selain khusus di komunitas jurnalis lingkungan di beberapa provinsi di Sulawesi telah juga muncul berbagai inisiatif berupa peningkatan kapasitas jurnalis lingkungan dan giat melakukan kerja-kerja advokasi komunikasi lingkungan dan PSDA seperti yang dilakukan Jurnal Celebes (Jaringan Advokasi Jurnalis Lingkungan) Sulawesi Selatan, Green Press (Perkumpulan Wartawan Lingkungan) Sulawesi Tenggara dan 02 Plus Sulawesi Utara.

Setelah melalui berbagai pertemuan oleh berbagai pihak di Sulawesi mulai muncul kesadaran bersama akan kebutuhan media informasi yang diharapkan bisa menjadi simpul (protokol) informasi yang memuat berbagai isu dan poin-poin pembelajaran PSDA dan pelestarian lingkungan Sulawesi sehingga muncul inisiatif untuk mendesign sistem pengembangan informasi, komunikasi dan dokumentasi sebagai proses belajar bersama bagi para pihak yang berkepentingan dalam isu lingkungan, PSDA dan kemiskinan.

Proses itu dimulai sejak tahun 2003 secara swadaya oleh jaringan jurnalis lingkungan Sulawesi (Jurnal Celebes dan Green Press). Share learning tersebut membawa dampak terhadap terbangunnya komunikasi para pihak di Sulawesi dalam program pengelolaan hutan dan masyarakat miskin yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya RIC (Regional Information Center) Sulawesi yang berpusat di JURnal Celebes melalui media on line berupa portal http://www.jurnalcelebes.com, milis dan majalah Cagar.

Adapun inisiatif yang berkembang dalam mendukung kerja-kerja ditempu melakukan berbagai pelatihan yang mengarah pada penguatan kapasitas jurnalis dan NGO seperti pelatihan infokom yang diselenggarakan JURnal Celebes kerjasama dengan DFID, Lokalatih Pengembangan Kapasitas Lingkungan untuk kelompok Jurnalis diselenggarakan Green Press bekerjasama Kementerian Lingkungan Hidup, Lokalatih Jurnalis Lingkungan dan PSDA se-Sulawesi kerjasama Green Press dengan DFID serta pelatihan basisdata lingkungan se-Sulawesi diselenggarakan Fasda MFP-DFID Sulawesi. Selain pengelola RIC juga selama ini giat melakukan kerja-kerja advokasi komunikasi PSDA dan lingkungan hidup.

Kerja-kerja RIC dilakukan oleh para jurnalis yang dipercaya sebagai fasilitator infokom yang tersebar diseluruh provinsi di Sulawesi, para jurnalis tersebut bertugas mengumpulkan (hunting) data, mengelolanya menjadi informasi yang siap dipublikasikan di media masing-masing serta didistribusikan di RIC http://www.jurnalcelebes.com. Selain itu kerja RIC juga didukung oleh Fasilitator Monetoring Evaluasai yang berasal dari kalangan NGO. Adanya supporting dari Departement For International Development (DFID) Inggris bekerjasama Departemen Kehutanan, melalui program “Multistakeholder Forestry Programme” (MFP) baik melalui bantuan supporting finansial dan serangkaian berbagai pelatihan peningkatan kapasistas kian memperkuat kerja-kerja RIC Sulawesi.

Dalam perkembangan berikut RIC Sulawesi mengalami perubahan baik dari segi isu yang dikemas maupun dari segi isi. Isu yang diangkat tak hanya menyangkut isu kehutanan semata tetapi diperlebar dalam isu lingkungan hidup dan PSDA serta tidak hanya memuat berita tetapi informasi RIC Sulawesi juga diperkuat basisdata lingkungan dan PSDA se-Sulawesi. Selain itu RIC juga saat ini telah memiliki website sendiri http://www.alamsulawesi.info. Perubahan RIC Sulawesi ini berlangsung melalui sebuah pertemuan pengelolah RIC dan YIPD (Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah) sebagai fasilitator basisdata yang dirangkaikan dengan pelatihan basisdata di Hotel Marannu Makassar Mei 2006.

Sulawesi RIC saat ini telah menjadi protokol informasi komukasi lingkungan dan PSDA se-Sulawesi yang mempublikasikan berbagai informasi dan poin pembelajaran mitra dan pihak-pihak lain yang konsen dalam isu lingkungan, PSDA dan kemiskinan serta menjadi pusat basisdata lingkungan di Sulawesi.

Sedangkan output Sulawesi RIC adalah kuatnya jaringan jurnalis lingkungan di masing-masing propinsi di region sulawesi dalam pengembangan simpul informasi lingkungan, PSDA dan kemiskinan di Sulawesi dan adanya system dan mekanisme basisdata di dalam pengembangan simpul informasi lingkungan PSDH dan kemiskinan di Sulawesi, Intesifnya publikasi media dalam pengembangan informasi lingkungan, PSDA dan kemiskinan di Sulawesi serta kuatnya komunikasi antar jurnalis lingkungan dan stakeholders terkait dalam pengembangan informasi lingkungan, PSDA dan kemiskinan di Sulawesi.

1 comment:

sulawesi said...

kalau tidak salah, forum DAS Tondano itu lebih didominasi institusi pemerintah....