By Line: Yoshasrul
Cuaca cukup cerah saat pesawat merpati MA-60 mendarat mulus di Bandara Matahora, di pulau wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ribuan warga dari berbagai penjuru desa menyaksikan sejarah baru mendaratnya ”burung besi” di wilayah mereka. Ya, inilah terobosan pembangunan yang digagas Pemerintah Daerah Wakatobi untuk memutus mata rantai keterbelakangan akses transportasi di daerah berjuluk kepulauan Tukang Besi ini.
Maklum saja, selama berpuluh tahun sejak negara ini merdeka hingga ”jaman emas” pembangunan Indonesia, sentuhan pembangunan di daerah ini nyaris tak tersentuh dan sangat terbelakang dibanding dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara. Tak heran jika angka kemiskinan di Kepulauan Wakatobi sangat tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 1994 – 2000 prosentase angka kemiskinan di daerah ini mencapai 60 persen.
Alih-alih mendapat sentuhan pembangunan, malah selama beberapa dekade kepulauan tukang besi selalu identik dengan daerah keras, bahkan mendapat beberapa julukan miring seperti daerah penyelundupan barang bekas (RB).
Tak hanya itu berpuluh tahun pula masyarakat Wakatobi harus diperhadapkan dengan maut, sebab letak kepulauan Wakatobi sendiri berada di laut banda maka tak ada pilihan lain jalur tranportasi umumnya menggunakan sarana tranpostasi laut. Maka pada bulan-bulan tertentu wilayah ini menjadi jalur ’ekstrim’ untuk dilalui akibat ganasnya ombak di laut banda. Sejumlah kecelakaan laut telah merengut ratusan jiwa meninggal dunia akibat kapal tenggelam.
Uji coba pendaratan pesawat sempat tertunda selama beberapa kali. Awal Tahun 2009 silam pernah merencanakan akan melakukan uji coba namun tak jadi. Barulah 3 Maret 2009 ambisi pemeritah wakatobi itu terpenuhi.
Penerbangan percobaan Bandara Matahora ini juga disaksikan langsung Bupati Wakatobi Ir Hugua, Kapolres Wakatobi AKBP Pitra Ratulangi SIK dan Kajari Wangi-Wangi Hulman Napitupulu SH. Hadir pula sejumlah anggota DPRD Wakatobi, para Kepala SKPD dan ribuan masyarakat Wangi-Wangi yang tak mau ketinggalan untuk menyaksikan momen bersejarah di Kabupaten Wakatobi ini.
Pada uji coba landasan baru, pesawat yang diterbangkan pilot Kapten Mirwan Scott didampingi Kapten Bharoto dan Kapten Dimas ditumpangi oleh Wakil Bupati Wakatobi Ediarto Rusmin BAE, Wakil Ketua DPRD Wakatobi Dariono Moane, Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Syarifuddin SM HK dan perwakilan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI masing-masing Boike, Alex dan Slamet. Ada pula sejumlah wartawan lokal dan nasional dari berbagai media cetak dan elektronik.
Raut wajah penuh kebahagiaan nampak jelas pada diri Bupati Wakatobi Ir Hugua dan Wakilnya Ediarto Rusmin BAE. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati defenitif pilihan rakyat Wakatobi ini begitu terlihat bahagia setelah proyek besar dalam kepemimpinan mereka, yakni Bandara Matahora Wakatobi didarati pesawat.
Saat menuruni tangga pesawat jenis Fokker MA 60 milik Maskapai penerbangan Merpati Air Lines, Wakil Bupati terlihat mengangkat tangan kearah ribuan masyarakat Wakatobi yang turut menyaksikan percobaan penerbangan di bandara itu. Matanya berkaca-kaca menatap kearah Bupati dan rombongan yang telah menunggunya di sisi run way (landasan pacu) bandara.
Demikian halnya Bupati Wakatobi. Ekspresi kebahagian nampak jelas. Duo pimpinan Wakatobi ini langsung saling berpelukan untuk mengekspresikan keharuan mereka atas keberhasilan yang telah dicapai dalam dua tahun kepemimpinan mereka. "Hari ini seluruh masyarakat Wakatobi bahkan alam Wakatobi menyambut keberhasilan ini," demikian diungkapkan Bupati saat memulai sambuatanya pada acara ini.
Bupati juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada segenap masyarakar Wakatobi yang telah memberikan dukungan selama ini, dalam pembangunan Bandara Matahora, terkhusus Bupati menyampaikan pada masyarakat pemilik lahan di sekitar bandara tersebut.
Dalam kesempatan ini, Bupati juga mengatakan upaya pembangunan Bandara Matahora terus akan ditingkatkan hingga mencapai 3000 meter. Dimana tahun ini baru sepanjang 1.400 meter yang telah teraspal dan sudah dapat didarati pesawat berjenis fokker maka tahun depan dengan panjang 3000 meter sudah dapat didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing seri 737-200, 737-300 dan 737-400.
Target ke depan bandara ini akan didarati 48 kali dengan jenis pesawat Boeing setiap bulan. Kedatangan turis yang terus berkesinambungan di daerah ini hanya akan dapat ditampung dalam 150 resort milik masyarakat. Dengan 100.500 jiwa penduduk Wakatobi saat ini diperkirakan akan dapat menghasilkan Rp 4,8 juta pendapatan perkapita. Kalau hal itu sudah terwujud maka itulah yang dimaksud surga ekonomi. "Dulu mungkin kita bermimpi untuk dapat melihat pulau kelahiran kita ini dari atas udara, dan hari ini mimpi itu telah jadi kenyataan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Wakatobi, Syarifuddin Sm HK mengatakan percobaan penerbangan ini merupakan bagian dari persyaratan untuk mendapatkan izin penerbangan regular dari Departemen Perhungan RI. "Penerbangan percobaan ini akan ditindak lajuti dengan penandatangan berita acara uji coba penerbangan, selanjutnya akan kita usulkan untuk mendapatkan izin, jika itu telah ada maka kita sudah akan melakukan penerbangan rutin di Bandara ini," jelasnya.
Prosesi penerbangan percobaan ini sendiri diawali dengan landing pesawat dari arah utara ke bagian barat bandara. Lalu dengan prosesi baca do'a selamat dipandu para tokoh adat dan agama di atas run way tepat dibagian depan pesat yang telah terparkir. Kemudian uji coba take off dan landing untuk kedua kalinya.
Usai kegiatan tersebut acara dilanjutkan dengan pagelaran seni tari dan gambus, dimana sebelumnya dilakukan pengalugan bunga pada pilot pesawat dan perwakilan maskapi penerbangan Merpati Airlines. Acara ini berakhir dengan penerbangan pesawat untuk kembali ke
No comments:
Post a Comment